Minggu, 10 Juli 2016

Mengenal sifat-sifat madzmumah (sifat tercela)

        Semakin banyak masalah, semakin rumit urusan dunia. Tetapi bagi orang-orang yang beriman, mereka semakin berhati-hati menjalani hidup ini. Di setiap gerak langkah selalu berusaha menjalankan yang terbaik, mencerminkan perbuatan sesuai dengan ajaran agama yang diridhai Allah.
        Orang yang membiasakan diri dalam berperilaku maupun bersifat terpuji, maka kelak akan mendapat panggilan dari Allah dan dimasukannya ke dalam surga yang penuh dengan kenikmatan.
        Sebaliknya orang-orang  yang memiliki sifat madzmumah dan melakukan perbuatan keji, maka kelak akan dimurkai Allah dan neraka adalah tempat seburuk-buruk baginya.
Allah berfirman :
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ  وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
 Artinya :
        Dan carilah apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS. Al-Qashash 77).
Menurut Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya’Ulumudin diterangkan tentang sifat Madzmumah ini. Diantaranya adalah :

1.  Mudkhilusy ‘alal qalbi (masuknya setan ke dalam hati).
2.  An-nafsu wa suu’lu khuluqi (nafsu yang menimbulkan budi pekerti buruk).
3.  Syahwataini (dua syahwat).
4.  Aafatul lisaaini (bahaya lisan).
5.  Ghadab wal hasud (marah dan dengki).
6.  Hubbud dunyaa (cinta dunia).
7.  Bakhil wa hubbul maal (bakhil dan cinta harta).
8.  Iljaahu war riyaa (gemar mencari muka/penjilat).
9.  Takabbur wal ‘ujub (sombong dan membanggakan diri).
10. Ghurur (memperdayakan­).
11.  Fawaahisy (dosa besar).

Senin, 06 Juni 2016

Pengertian dan sejarah ateisme

          Ateisme adalah sebuah pandangan filosofi yang tidak mempercayai dan meyakini adanya Tuhan. Orang yang tidak percaya adanya Tuhan disebut Ateis.
        Istilah ateis berasal dari bahasa Yunani (atheos), yang artinya merujuk kepada siapapun yang kepercayaannya bertentangan dengan agama. Orang yang pertama kali mengaku sebagai "ateis" muncul pada abad ke 18. Pada zaman sekarang, sekitar 2,3 % populasi dunia mengaku sebagai ateis, jika 11,9 % mengaku sebagai nonteis. sekitar 65 % orang Jepang mengaku sebagai ateis, agnostik, ataupun orang tak beragama, dan sekitar 48 % di Rusia.
          Banyak ateis bersikap skeptis kepada keberadaan fenomena paranormal karena kurangnya bukti empiris. Pada kebudayaan barat, ateis seringkali diasumsikan sebagai tak beragama. Namun beberapa sistem kepercayaan seperti agama Budha Theravada tidak memiliki kepercayaan terhadap tuhan, dan agama tersebut juga disebut sebagai ateistik. 
            Pada tahun 1772 Baron d'Holbach mengatakan bahwa ''Semua anak-anak dilahirkan sebagai ateis, karena mereka tidak tau akan Tuhan." George H. Smith (1979) juga mengatakan bahwa "Orang yang tidak kenal dengan teisme adalah ateis, karena ia tidak percaya pada tuhan. Pendapat ini dapat dikatakan menjadi sebuah dasar munculnya ateis. tetapi dikarenakan orangtua mereka mempunyai agama, maka pandangan ateis terhadap anak tersebut menjadi hilang dikarenakan anak tersebut mengikuti apa yang diyakini orangtuanya. "Fernanda Eko Aprilianto''. 
             Francis Jacob mengatakan "Sedikit pengetahuan menjadikanmu seorang ateis, pengetahuanmu yang mendalam menjadikanmu beriman kepada tuhan." Dari pernyataan tersebut maksudnya adalah bahwa semua yang dilakukan oleh masing-masing orang adalah tergantung pada keimanannya masing-masing. apabila iman lemah maka ia akan mendapatkan kedamainan yang salah, apabila iman kuat maka ia akan mendapatkan ketenangan dan kedamain kepada Tuhan (Allah SWT).

Sabtu, 07 Mei 2016

Nama-nama surga dan neraka beserta penghuninya


SURGA

1. SURGA FIRDAUS
Surga yang diberikan untuk orang yang khusyuk menjalankan sholatnya, menjauhkan diri dari perbuataan sia-sia, aktif menunaikan zakat, menjaga kemaluannya, menyampaikan amanah, menepati janji, dan memelihara sholatnya. Dalam Al-Qur’an terdapat pada surah Al Kahfi ayat 107 dan juga surah Al Mu’minuun ayat 1-11.

2. SURGA ‘ADN
Surga yang diperuntukkan bagi orang yang bertakwa kepada Allah (An Nahl : 30-31), benar-benar beriman dan beramal shaleh (Thaha : 75-76), banyak melakukan perbuatan baik (Fathir : 32-33), sabar, menginfaqkan hartanya dan membalas kejahatan dengan kebaikan (Ar-Ra’ad : 22-23).
3. SURGA NAIM
Surga yang diperuntukkan bagi orang-orang yang benar-benar bertakwa kepada Allah dan beramal shaleh. Dalam Al-Qur’an terdapat pada surah (Luqman ayat 8) dan (Al Hajj ayat 56).
4. SURGA MA’WA
Surga yang diperuntukkan bagi orang-orang yang bertakwa kepada Allah (An Najm : 15), beramal shaleh (As Sajdah : 19), serta takut kepada kebesaran Allah dan menahan hawa nafsu (An Naziat : 40-41).
5. SURGA DARUSSALAM
Surga yang diperuntukkan bagi orang yang kuat imannya dan Islamnya, memperhatikan ayat-ayat Allah serta beramal shaleh. Sebagaimana firman Allah Swt, “Bagi mereka (disediakan) Darussalam (surga) pada sisi Rabbnya dan Dialah Pelindung mereka disebabkan amal-amal sholeh yang selalu mereka kerjakan. ” (QS. 6 :127).
6. SURGA DARUL MUQAMAH
Surga yang diperuntukkan bagi orang yang bersyukur kepada Allah. Kata Darul Muaqaamah berarti suatu tempat tinggal dimana di dalamnya orang-orang tidak pernah merasa lelah dan tidak merasa lesu. Tempat ini diperuntukkan kepada orang-orang yang bersyukur sebagaimana yg disebutkan di dalam surat (Faathir ayat 35).
7. SURGA AL-MAQAMUL AMIN
Surga yang diperuntukkan bagi orang-orang yang bertakwa. "Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman" (Ad Dukhan ayat 51).
8. SURGA KHULDI
Surga yang diperuntukkan bagi orang yang taat menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya (orang-orang yang bertakwa). Katakanlah: “Apa (azab) yang demikian itukah yang baik, atau surga yang kekal yang telah dijanjikan kepada orang-orang yang bertaqwa?” dia menjadi balasan dan tempat kembali bagi mereka?” (Al Furqaan ayat 15).



NERAKA

1. NERAKA HAWIYAH
Diperuntukkan atas orang-orang yang ringan timbangan amalnya, yaitu mereka yang selama hidup di dunia mengerjakan kebaikan bercampur keburukan. Orang muslim laki-laki maupun perempuan yang perbuatan sehari-harinya tidak sesuai dengan ajaran Islam, maka Hawiyah sebagai tempat tinggalnya. Mereka ini yaitu orang yang tidak mau menerima syariat Islam, tidak mau memakai jilbab (bagi wanita), memakai sutra dan emas (bagi lak- laki), mencari rejeki dengan cara tidak halal, memakan riba dan lain sebagainya. Dalam Al-Qur’an terdapat pada surah (Al-Qori’ah ayat 8-11).

2. NERAKA JAHIM
Adalah neraka sebagai tempat penyiksaan atas orang-orang musyrik atau orang-orang yang menyekutukan ALLAH, maka sesembahan mereka akan datang untuk menyiksa mereka. Orang yang di dunia menyembah sapi (bangsa Hindu) maka sapi yang akan menyiksa orang itu. Orang yang menyembah patung berbentuk hewan, maka patung itu yang akan menyiksanya. Dan demikian selanjutnya. Syirik disebut sebagai dosa yang paling besar menurut ALLAH, karena syrik berarti mensekutukan ALLAH atau menganggap ada mahluk yang lebih hebat dan berkuasa sehebat ALLAH. Syirik dapat pula berarti menganggap ada Tuhan lain selain ALLAH. Dalam Al-Qur’an terdapat pada surah (As-Syu’araa ayat 91) dan (Surah As-Saffat).

3. NERAKA SAQAR
Adalah tempat untuk orang-orang munafik, yaitu orang-orang yang mendustakan (tidak mentaati) perintah ALLAH dan Rasulullah. Mereka mengetahui bahwa ALLAH sudah menentukan hukum Islam melalui lisan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, tetapi mereka meremehkan syariat (hukum) Islam. Maka dibakar dalam api adalah hukuman untuk mereka. Nama neraka ini tercantum dalam Al-Quran Surah (Al-Muddatsir ayat 26-27, 42).

4. NERAKA LAZZA
Neraka yang bergejolak apinya dan mengelupaskan kulit kepalanya. (QS: Al Ma´aarij ayat 15-18).

5. NERAKA HUTHAMAH
Disediakan untuk orang yang suka mengumpulkan harta, serakah dan menghina orang-orang miskin. Mereka berpaling dari agama, tidak mau bersedekah dan tidak mau pula membayar zakat. Mereka juga memasang wajah masam apabila ada orang miskin yang meminta bantuan. Maka ALLAH membalas dengan menyiksa mereka dengan cara menguliti dan mengelupaskan kulit muka mereka. Serta membakar mereka semau yang ALLAH mau. Neraka ini disediakan untuk gemar mengumpulkan harta berupa emas, perak atau platina, mereka serakah tidak mengeluarkan zakat hartanya dan mencela menghina orang-orang miskin. Maka di Huthamah harta mereka dibawa dan dibakar untuk diminumkan sebagai siksa kepada manusia pengumpat pengumpul harta. Dalam Al-Qur’an terdapat pada surah (Al-Humazah).

6. NERAKA SAIR
Diisi oleh orang-orang kafir serta orang yang memakan harta anak yatim. Kafir berasal dari kata kufur yang berarti ingkar atau menolak. Sehingga kafir dapat diartikan menolak adanya ALLAH atau dengan membantah perintah ALLAH dan Rasul-NYA. Jadi manusia kafir itu terdiri dari : Orang yang tidak beragama Islam atau orang yang tidak mau membaca syahadat. Orang Islam yang tidak mau shalat. Orang Islam yang tidak mau puasa. Orang Islam yang tidak mau berzakat, di dalam Al-Qur’an terdapat pada (An-Nisa’ ayat 10), (Al-Mulk ayat 5,10,11).

7. NERAKA WAIL
Disediakan untuk para pengusaha dan pedagang yang culas, mengurangi timbangan, mencalo barang dagangan untuk mendapatkan keuntungan yang berlipat. Maka dagangan mereka dibakar dan dimasukkan ke dalam perut mereka sebagai azab atas dosa-dosa mereka (Surah At-Tur). Nama neraka ini tercantum dalam Al-Quran Surah (Al-Muthaffifin ayat 1-3).

8. NERAKA JAHANAM 
Neraka tempat penyiksaan itu kemudian banyak disebut orang dengan nama jahanam. Neraka yang paling dalam dan berat siksaannya. Al-Qur’an surah (Al Hijr ayat 43-44). “Bahwasanya orang-orang kafir dan orang aniaya itu tidak akan diampuni Allah, dan tidak pula ditunjuki jalan, melainkan jalan ke Neraka Jahannam. Mereka kekal dalam neraka itu selama-lamanya. Yang demikian itu mudah sekali bagi Allah” (An-Nisa : 169)


Allah menurunkan penyakit juga menurunkan obat

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari di dalam shahihnya, dari shahabat Abu Hurairah  bahwasanya Nabi Muhammad Saw.,  bersabda :
مَا أَنْزَلَ اللهُ دَاءً إِلَّا أَنْزَلَ لَهُ شَفَاءً
“Tidaklah Allah turunkan penyakit kecuali Allah turunkan pula obatnya.”

Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Jabir bin Abdillah  dia berkata bahwa Nabi  Muhammad Saw., bersabda :
لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ، فَإِذَا أَصَابَ الدَّوَاءُ الدَّاءَ، بَرَأَ بِإِذْنِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ
“Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai dengan penyakitnya maka dia akan sembuh dengan seizin Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR. Muslim)

Sementara itu dalam musnad Imam Ahmad disebutkan hadits dari Ziyad bin Ilaqah, dari Usman bin Ilaqah, dari Usama bin Syuraik diriwayatkan bahwa ia menceritakan ”Suatu saat aku sedang berada bersama Rasulullah Saw, tiba-tiba datanglah beberapa lelaki badui. Mereka bertanya ”Wahai Rasulullah, apakah kami boleh berobat?”
Beliau menjawab : ”Betul hai para hamba Allah sekalian, silahkan kalian berobat! karena setiap Allah menciptakan penyakit, pasti Allah juga menciptakan obatnya, kecuali satu penyakit saja”. Mereka bertanya : ”Penyakit apa itu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab. ”Penyakit tua”.


Dalam Musnad As-Sunan diriwayatkan dari Abu Khuzamah ia menceritakan : ”Aku pernah bertanya : ”Wahai Rasulullah Saw apakah engkau membolehkan kami melakukan Ruqyah (pengobatan dengan Al-Qur’an) atau melakukan pengobatan, atau melakukan imunisasi? apakah itu dapat merubah takdir Allah?” Beliau Menjawab : ”Justru semua itu termasuk takdir Allah”.

Hadits-hadits di atas menunjukan adanya peringatan terhadap orang-orang yang menolak kenyataan tersebut, ”setiap penyakit pasti ada obatnya”. Artinya bisa bersifat umum sehingga termasuk di dalamnya penyakit-penyakit yang mematikan dan berbagai penyakit yang oleh kaum medis sudah divonis tidak ada obatnya. Padahal Allah Swt, telah menurunkan obat-obatnya untuk penyembuhan penyakit-penyakit tersebut. Akan tetapi manusia belum mampu menemukan obat dari penyakit tersebut atau Allah Swt, belum memberikan petunjuk kepada manusia untuk menemukan obat dari penyakit tersebut.
 
Kesimpulannya adalah selama hidup kita diwajibkan berusaha/berikhtiar untuk suatu apapun sesuai hajat hidup. Termasuk ikhtiar mengobati penyakit tidak bedanya kita berikhtiar dan berusaha menjaga kesehatan adalah tuntutan hidup yang wajib dilakukan oleh manusia.

Ilmu Tasawuf (Ilmu Tauhid)

Tassawuf adalah ilmu yang mempelajari bagaimana berperilaku dan meyakini adanya Tuhan (ALLAH SWT). Seorang yang ahli dalam ilmu tassawuf disebut Suffi. seorang Suffi wajib mengamalkan islam, terutama ilmu fiqih, karena tidak ada ilmu tassawuf tanpa didasari ilmu fiqih.

Ada berbagai macam pendapat mengenai penamaan Tassawuf, namun menurut Syech Ahmad bin Muhammad bin Ajibah Al Hasani ada 5 penamaan istilah Tassawuf, sebagai berikut :
1. Tassawuf berasal dari kata SHAFAH yang artinya Bersih atau Jernih.
2. Tassawuf berasal dari kata SHUFAH (Sehelai bulu). Karena suffi bersama Allah diibaratkan seperti 
    sehelai bulu yang terbang tidak memiliki rencana apapun.
3. Tassawuf berasal dari Shufa Al Qafa (Sehelai bulu di punggung). Maknanya seorang suffi itu ringan dan 
    lembut seperti bulu.
4. Tassawuf berasal dari kata SIFAH (Keindahan). Seorang suffi bersifat terpuji dan meninggalkan sifat
    tercela.
5. Tassawuf berasal dari kata SHUFFAH (Koridor) Masjid Nabawi yang menjadi tempat para ahli shuffah,
    karena setiap suffi mengikuti sifat yang telah Allah berikan kepada mereka melalui firmanNya.

Berikut merupakan pendapat mengenai definisi Tassawuf :
1. Syekh Junaid Al Bagdad 
    Tassawuf ialah hendaknya keadaanmu beserta Allah Swt tanpa ada perantara.

2. Syekh Ma'ruf Al Karokhi
    Tassawuf adalah mencari hakikat dan meninggalkan segala sesuatu yang ada pada tangan makhluk.

3. Sahal At Tastury
    Suffi adalah orang yang bersih dari kotoran dan penuh pemikiran sehingga hanya memusatkan pada Allah
    semata.

4. Dzunnun Al Misri
    Tassawuf adalah tidak payah karena mencari dan tidak susah musnahnya milik.

5. Prof. Dr. HAMKA
    Tassawuf adalah membersihkan jiwa dari pengaruh benda atau alam supaya mudah menuju pada Tuhan.

Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya Tassawuf adalah mendekatkan diri seorang hamba kepada Rabnya dengan cara mensucikan diri dan meninggalkan perbuatan tercela sehingga mendapatkan kedudukan yag mulia di sisi Allah Swt.

Sabtu, 30 April 2016

Keutamaan Tasbih, Tahmid, dan Takbir

Nabi Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: Barangsiapa yang membaca: “Maha Suci Allah dan aku memujiNya” dalam sehari seratus kali, maka kesalahannya dihapus sekalipun seperti buih air laut.” [1]
وَقَالَ : مَنْ قَالَ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، عَشْرَ مِرَارٍ، كَانَ كَمَنْ أَعْتَقَ أَرْبَعَةَ أَنْفُسٍ مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيْلَ.
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang membaca: Laailaaha illallaah wahdahu laa syariika lahu lahulmulku walahulhamdu wahuwa ‘alaa kulli syaiin qadiir, sepuluh kali, maka dia seperti orang yang memerdekakan empat orang dari keturunan Ismail.” [2]
وَقَالَ : كَلِمَتَانِ خَفِيْفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ثَقِيْلَتَانِ فِي الْمِيْزَانِ حَبِيْبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَـانِ: سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ.
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Dua kalimat yang ringan di lidah, pahalanya berat di timbangan (hari Kiamat) dan disenangi oleh Tuhan Yang Maha Pengasih, adalah: Subhaanallaah wabi-hamdih, subhaanallaahil ‘azhiim.” [3]
وَقَالَ : لأَنْ أَقُوْلَ سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ.
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Sungguh, apabila aku membaca: ‘Subhaanallah walhamdulillaah walaa ilaaha illallaah wallaahu akbar’. Adalah lebih senang bagiku dari apa yang disinari oleh matahari terbit.” [4]
وَقَالَ : ((أَيَعْجِزُ أَحَدُكُمْ أَنْ يَكْسِبَ كُلَّ يَوْمٍ أَلْفَ حَسَنَةٍ)) فَسَأَلَهُ سَائِلٌ مِنْ جُلَسَائِهِ، كَيْفَ يَكْسِبُ أَحَدُنَا أَلْفَ حَسَنَةٍ؟ قَالَ: ((يُسَبِّحُ مِائَةَ تَسْبِيْحَةٍ، فَيُكْتَبُ لَهُ أَلْفُ حَسَنَةٍ أَوْ يُحَطُّ عَنْهُ أَلْفُ خَطِيْئَةٍ))
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Apakah seseorang di antara kamu tidak mampu mendapatkan seribu kebaikan tiap hari?” Salah seorang di antara yang duduk bertanya: “Bagaimana di antara kita bisa memperoleh seribu kebaikan (dalam sehari)?” Rasul bersabda: “Hendaklah dia membaca seratus tasbih, maka ditulis seribu kebaikan baginya atau seribu kejelekannya dihapus.” [5]
مَنْ قَالَ: سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ، غُرِسَتْ لَهُ نَخْلَةٌ فِي الْجَنَّةِ.
“Barangsiapa yang membaca: Subhaanallaahi ‘azhiim wabihamdih, maka ditanam untuknya sebatang pohon kurma di Surga.” [6]
وَقَالَ : ((يَا عَبْدَ اللهِ بْنَ قَيْسٍ أَلاَ أَدُلُّكَ عَلَى كَنْزٍ مِنْ كُنُوْزِ الْجَنَّةِ؟)) فَقُلْتُ: بَلَى يَا رَسُوْلَ اللهِ، قَالَ: ((قُلْ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ))
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Wahai Abdullah bin Qais! Maukah kamu aku tunjukkan perbendaharaan Surga?” “Aku berkata: “Aku mau, wahai Rasulullah!” Rasul berkata: “Bacalah: Laa haula walaa quwwata illaa billaah.” [7]
وَقَالَ : أَحَبُّ الْكَلاَمِ إِلَى اللهِ أَرْبَعٌ: سُبْحَانَ اللهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، وَلاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، لاَ يَضُرُّكَ بِأَيِّهِنَّ بَدَأْتَ.
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Perkataan yang paling disenangi oleh Allah adalah empat: Subhaanallaah, Alhamdulillaah, Laa ilaaha illallaah dan Allaahu akbar. Tidak mengapa bagimu untuk memulai yang mana di antara kalimat tersebut.” [8]
جَاءَ أَعْرَابِيٌّ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ فَقَالَ: عَلِّمْنِيْ كَلاَمًا أَقُوْلُهُ. قَالَ: قُلْ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا، سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ الْعَزِيْزِ الْحَكِيْمِ)) قَالَ فَهَؤُلاَءِ لِرَبِّيْ فَمَا لِيْ؟ قَالَ: قُلْ، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَارْزُقْنِيْ.
Seorang Arab Badui datang kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam, lalu berkata: ‘Ajari aku dzikir untuk aku baca!’ Rasul Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: ‘Katakanlah: Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya. Allah Maha Besar. Segala puji bagi Allah yang banyak. Maha Suci Allah, Tuhan sekalian alam dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Bijaksana.’ Orang Badui itu berkata: ‘Kalimat itu untuk Tuhanku, mana yang untukku?’ Rasul bersabda: ‘Katakanlah: Ya Allah! Ampunilah aku, belas kasihanilah aku, berilah petunjuk kepadaku dan berilah rezeki kepadaku.” [9]
كَانَ الرَّجُلُ إِذَا أَسْلَمَ عَلَّمَهُ النَّبِيُّ الصَّلاَةَ ثُمَّ أَمَرَهُ أَنْ يَدْعُوَ بِهَؤُلاَءِ الْكَلِمَاتِ: اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَعَافِنِيْ وَارْزُقْنِيْ.
Seorang laki-laki apabila masuk Islam, Nabi Shallallahu’alaihi wasallam mengajarinya shalat, kemudian beliau memerintahkan agar berdoa dengan kalimat ini: ‘Ya Allah, ampunilah aku, belas kasihanilah aku, berilah petunjuk kepadaku, melindungi (dari apa yang tidak kuinginkan) dan berilah rezeki kepadaku.” [10]
إِنَّ أَفْضَلَ الدُّعَاءِ الْحَمْدُ لِلَّهِ، وَأَفْضَلَ الذِّكْرِ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ.
Sesungguhnya doa yang terbaik adalah membaca: Alhamdulillaah. Sedang dzikir yang terbaik adalah: Laa Ilaaha Illallaah.” [11]
الْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ: سُبْحَانَ اللهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، وَلاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ.
Kalimat-kalimat yang baik adalah: “Subhaanallaah, walhamdulillaah, wa laa ilaaha illallaah, wallaahu akbar, walaa haula walaa quwwata illaa billaah.” [12]
Sumber: Kitab Hisnul Muslim (Kumpulan Do’a dan Dzikir Dari Al Qur’an dan As Sunnah)
Catatan Kaki:
———————————
[1] HR. Al-Bukhari 7/168, Muslim 4/2071.
[2] HR. Al-Bukhari 7/167, Muslim dengan lafazh yang sama 4/2071.
[3] HR. Al-Bukhari 7/168, Muslim 4/2072.
[4] HR. Muslim 4/2072.
[5] HR. Muslim 4/2073.
[6] HR. At-Tirmidzi 5/511, Al-Hakim 1/501. Menurut pendapatnya, hadits tersebut shahih. Imam Adz-Dzahabi menyetujuinya. Lihat pula Shahihul Jami’ 5/531 dan Shahih At-Tirmidzi 3/160.
[7] HR. Al-Bukhari dengan Fathul Bari 11/213 dan Muslim 4/2076.
[8] HR. Muslim 3/1685.
[9] HR. Muslim 4/2072. Abu Dawud menambah: Ketika orang Arab Badui berpaling, Nabi n bersabda: “Sungguh dia telah memenuhi kebaikan pada kedua tangannya”. 1/220.
[10] HR. Muslim 4/2073, menurut riwayatnya ada ke terangan: Sesungguhnya kalimat-kalimat tersebut akan mencukupi dunia dan akhiratmu.
[11] HR. At-Tirmidzi 5/462, Ibnu Majah 2/1249, Al-Hakim 1/503. Menurut Al- Hakim, hadits tersebut adalah shahih. Imam Adz-Dzahabi menyetujuinya, Lihat pula Shahihul Jami’ 1/362.
[12] HR. Ahmad no. 513 menurut penertiban Ahmad Syakir, sanadnya shahih, lihat Majma’uz Zawa’id 1/297, Ibnu Hajar mencantumkannya di Bulughul Maram dari riwayat Abu Sa’id kepada An-Nasa’i. Ibnu Hajar berkata: “Hadits tersebut adalah shahih menurut pendapat Ibnu Hibban dan Al-Hakim.

Rabu, 20 April 2016

Hikmah orang sabar menurut islam

Pengertian Sabar

Sabar secara bahasa atau etimologis berasal dari Bahasa Arab, yaitu shabr yang berarti menahan diri, mengendalikan diri. Sedangkan secara istilah atau terminologis sabar ialah sikap menahan atau mengendalikan diri terhadap suatu kejadian tanpa dikuasai oleh hawa nafsu sebagai wujud beriman kepada Allah Swt.

Sabar merupakan sikap yang terpuji karena berkaitan dengan keimanan seseorang, terutama dalam menjalankan perintah agama Islam. Sabar juga termasuk perisai atau penolong seorang mukmin karena tidak setiap orang mampu berbuat sabar terhadap suatu cobaan atau ujian tertentu.

Banyak pemikiran bahwa sabar hanya cukup berdiam saja atau pasrah terhadap suatu hal dengan anggapan Allah akan memberikan yang terbaik.  Tidak cukup dengan itu, apabila seseorang bersabar secara mental, namun dalam hatinya ada keinginan untuk membalas suatu perbuatan yang dilarang maka bukan termasuk dalam kategori sabar. Tetapi lebih kepada perasaan dendam.


Sebagaimana telah diberitahukan dalam firman Allah surat Al-Baqarah ayat 153 yang artinya: ”Wahai orang-orang nan beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sungguh, Allah beserta orang-orang nan sabar”.
Dari ayat tersebut, dapat diambil pelajaran bahwa Allah akan menolong hamba-Nya nan mau bersabar dan shalat, dan menjalankan perintah-perintah Allah. 

Kesabaran ialah sifat nan harus dipupuk secara terus menerus dan harus mengalami berbagai ujian serta cobaan. Tujuannya, agar sifat sabar memperoleh keutamaannya. Karena, sabar itu sendiri memerlukan sikap ikhlas atau rida terhadap ketentuan Allah.
Dengan dibarengi sikap ikhlas dan rida, maka kesabaran akan banyak mendatangkan berbagai hikmah nan agung. Hikmah-hikmah itu dapat dirasakan secara konkret di global ini, ada juga nan baru dirasakan di akhirat kelak.


Hikmah Sabar

1. Hikmah sabar bagi pribadi
Dalam berinteraksi dengan sesama, kita dihadapkan dengan banyak sekali karakter orang nan berbeda-beda. Di antara mereka, tentunya ada nan memiliki karakter keras, temperamental, pemarah, dan lain-lain.
Dalam berteman dengan orang-orang nan memiliki karakter seperti itu, ajaran Islam memerintahkan buat berlaku sabar. Karena dengan kesabaran itulah, kita dapat menghindari adanya percekcokan, perkelahian, dan kemungkaran-kemungkaran lainnya nan dapat terjadi.
Banyak kejadian kerusuhan, tawuran pelajar, perang antarwarga nan dipicu oleh masalah sepele. Misalnya saja sebab tak terima, tak dapat bersabar, ketika diejek temannya atau hal lainnya.
Dengan sifat sabar nan dimiliki, maka teman kita atau orang-orang di sekitar kita akan senang. Akhirnya, kita dapat berteman secara luas tanpa harus takut dimusuhi orang lain.

2. Hikmah Sabar dalam Keluarga
Sebuah keluarga nan serasi atau keluarga sakinah tentu saja merupakan dambaan setiap pasangan suami-istri. Keluarga nan sakinah juga harus dibangun dengan penuh kesabaran. Tanpa kesabaran, rasanya mustahil sebuah keluarga sakinah dapat terwujud.
Di masyarakat kita dapat dijumpai sangat banyak keluarga nan hancur, sebab kedua pasangan suami-istri tak mampu bersabar. Misalnya saja tak mampu bersabar dengan kehidupan perekonomiannya atau tak mampu bersabar dengan kondisi fisik pasangannya.
Bahkan sampai pernah ada kasus, sebab tak bersabar dengan kondisi ekonomi keluarganya, sang ibu tega membunuh anak-anaknya dengan racun, lantas si ibu sendiri melakukan bunuh diri.
Sebuah keluarga nan dipenuhi kesabaran, akan menciptakan rasa penuh afeksi di antara anggota keluarganya. Dan, dengan adanya afeksi inilah, maka keluarga sakinah akan dapat terbangun dengan baik. Itulah salah satu hikmah kesabaran.

3. Hikmah Sabar bagi Masyarakat
Di zaman sekarang ini, banyak sekali tantangan, ujian dan cobaanya. Hal itu menuntut seorang muslim buat selalu monoton bersabar. Bersabar di sini, bukan berarti hanya diam melihat fenomena di masyarakat. Namun sabar ialah bergerak. Bergerak dalam rangka amar makruf nahi munkar.
Sebagaimana perintah Allah dalam Alqur’an surat al-‘Asr ayat 1-3: “Demi masa. Sungguh, manusia dalam kerugian. Kecuali orang-orang nan beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati buat kebenaran dan saling menasihati buat kesabaran”.
Dari ayat tersebut, dapat diambil pemahaman bahwa suatu masyakat akan mengalami kerusakan, apabila masyarakatnya tak saling menasihati buat penegakan anggaran di masyarakat.
Dari keterangan tersebut, maka salah satu hikmah kesabaran nan besar khasiatnya ialah dapat mewujudkan kehidupan nan tenteram di tengah-tengah masyarakat.



Hikmah Sabar dalam Islam
Agama Islam nan diturunkan oleh Allah melalui rasul-Nya, Muhammad Saw., memuat banyak ajaran nan sangat agung. Sabar termasuk ajaran Islam nan harus dimiliki oleh setiap mukmin.
Setelah diterangkan hikmah-hikmah sabar bagi sesama manusia, kemudian hikmah lainnya ialah dalam rangka kita menjalankan perintah agama. Hikmah-himah itu antara lain sebagai berikut.
1. Hikmah Sabar Terhadap Ujian atau Cobaan
Dalam menghadapi cobaan atau ujian dari Allah, kita diperintahkan buat bersabar dan rida. Dengan bekal keridaan itu, maka kita dapat mengharapkan pertolongan dari Allah.
Dengan bersabar, kita juga akan mendapat balasan pahala dari Allah. Dan, ujian Allah kepada hamba-Nya, niscaya akan membawa kebaikan apabila mampu diterima dengan kesabaran.
Kesabaran dalam menghadapi cobaan, juga dapat menunjukkan kadar keimanan seseorang. Dengan keimanannya, maka Allah akan menurunkan pertolongannya buat membantu menyelesaikan musibah atau cobaan nan sedang dihadapi.
Hal ini sinkron janji Allah nan tercantum dalam Alqur’an: ”Wahai orang-orang nan beriman! Mohonlah pertolongan Allah dengan sabar dan sholat. Sungguh Allah beserta orang-orang nan sabar” (Al-Baqarah ayat 153).
Sungguh besar hikmahnya apa nan implisit dalam ayat tersebut. Salah satu hikmah nan dapat diambil ialah Allah akan menolong dan akan mengabulkan do’a hamba-Nya nan mampu bersabar. Di saat mendapat ujian atau cobaan, Allah akan menolong apabila kita memohon dengan rida dan sabar.

2. Hikmah Sabar dalam Bertakwa kepada Allah
Takwa kepada Allah ialah menjalankan perintah dan menjauhi segala embargo Allah. Taat terhadap perintah Allah juga harus dilakukan dengan kesabaran. Demikian juga dalam ketaatan menjauhi embargo Allah, juga harus dengan kesabaran.
Untuk menggambarkan hal itu, seperti difirmankan oleh Allah dalam surat as-Shad ayat 44: “Kami dapati dia (Ayyub) seorang nan sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sungguh, dia sangat taat (kepada Allah)”.
Dari ayat tersebut, dapat diambil pelajaran bahwa sabar merupakan karakter para nabi. Para nabi ialah hamba-hamba Allah nan agung, para pakar surga. Jadi, sifat sabar termasuk sifatnya para pakar surga.
Sungguh besar keutamaan atau hikmah sabar dalam Islam sebab sifat sabar merupakan sifatnya pakar surga. Dan, sinkron janji-Nya, Allah akan selalu bersama-sama orang nan sabar.

Senin, 14 Maret 2016

Biografi Syaikh Mishary Rasyid Al Afasy

 
Bagi kita yang hobi mendengar bacaan murottal Al Qur'an atau yang suka mendengar na
syid Arab Islami mungkin sudah tidak asing lagi dengan nama dengan Mishary Alafasy. Selain karena keindahan suara dan bacaan Al Qur'annya, beliau juga di kenal sebagai nasyider (penyanyi nasyid).

Sheikh Mishary bin Rashid Al-Afasy Mishary Rashid Ghareeb atau Mohammed Rashed Al-Afasy adalah Qari Kuwait internasional baru, ia lahir di Kuwait pada 5 September 1976 (Minggu 11 Ramadhan 1396 H).
Ia belajar Quran di College of the Holly Quran dan Studi Islam di Universitas Islam Madinah (Kerajaan Arab Saudi), dalam spesialisasi 'sepuluh bacaan dan terjemahan Al-Qur'an ". Dia telah belajar qiro'ah Quran kepada Sheikh Ahmed Abdulaziz Al-Zaiat, Syekh Ibrahim Ali Shahata Al-Samanodei, dan Cheikh Abdurarea Radwan. Dia terkesan sejumlah ulama besar Quran. Juga, ia telah disertifikasi oleh sejumlah ulama dari Quran. Dia membuat penampilan sering di televisi. Banyak bacaan nya dapat juga ditemukan di YouTube atau MukminTV.
Sebenarnya Sheikh Mishary Al Afasy adalah Imam Masjid Al-Kabir (Grand Masjid) di Kuwait City, dan setiap Ramadhan ia menjadi imam Sholat Tarawih di Masjid ini.
Syekh Alafasy menikah dan memiliki dua anak perempuan dan satu putra. Dia juga dijuluki Abu Nora.


PRESTASI
Pada tanggal 25 Oktober 2008, Sheikh Mishary dianugerahi Oscar Kreativitas Arab pertama oleh Uni Kreativitas Arab di Mesir. Acara ini disponsori oleh Sekretaris Jenderal Liga Arab Amr Mousa Bapak sebagai pengakuan Sheikh Mishary Alafasy peran dalam mempromosikan prinsip-prinsip dan ajaran Islam memanfaatkan teknologi modern untuk menyampaikan pesan damai Islam.
Al Afasy memiliki 2 Ruang Saluran khusus dalam membaca Al-Quran, yang pertama adalah Alafasy TV dan Alafasy Q.

Pada 24 Maret 2007 Sheikh Mishary melakukan perjalanan ke Amerika Serikat dan mengunjungi tiga masjid: Islamic Center di California Irvine, Islamic Institute of Orange County di California, dan ICD (Islamic Center of Detroit) di Michigan. Rekaman audio bacaan selama kunjungannya ke Amerika dapat ditemukan di situsnya, dan juga di YouTube atau MukminTV.

Pada September 2009, Sheikh Mishary melakukan perjalanan ke ICOI atau Pusat Islam Irvine, tetapi harus pergi lebih awal karena untuk keluarga darurat.
Pada bulan agustus 2009 Syaikh Alafasy merilis sebuah nasyid yang diberi nama "Ramadhan" dimana ia mengkombinasikan 3 bahasa. bahasa arab, inggris dan perancis dalam nasyid tersebut. Nasyid tersebut bisa anda simak di video ini:


iNFO PRIBADi
Nama: Mishari Bin Rashid Gharib Muhammad bin Rashid Alafasy

Kebangsaan: Kuwait

Tempat dan Tanggal lahir: Kuwait, Minggu, 11 Ramadhan 1396 H. - 5 Sep. 1976 M.

Keluarga: Ia menikah, memiliki dua putri dan satu putra. Ia disebut oleh Kunya - "Abu Rashid.

Study: College of the Holly Quran dan Studi Islam di Universitas Islam Madinah

Pekerjaan: Qari', Imam dan Khathib di Departemen Urusan Wakaf dan Islam di Kuwait, Imam Masjid Al-Kabir (Grand Masjid) di Kuwait City


PENGALAMAN HAFALAN
Beliau sudah menyetor dan memurojaah hafalan Al Qur'an beliau pada beberapa Syaikh, antara lain:

• Syaikh / Ahmed Bin Abd-AlAziz Azziat (Semoga Allah merahmatinya)

• Sheikh Ali Shehatah Ibraheem Al-Samannodi

• Sheikh Abd Al-Rafea Ridwan El-Sharqawy

• Sheikh Ahmed Al-Esa Moaserawy


diskrogafi

Album Nasyid  beliau hingga saat ini:
  1. Viper Eyes (Oyun A-'Afe'i)-1425-2004
  2. Lays Al-Gharib-1426-2005
  3. Yearning (Haniny)-1427-2006
  4. Young Heart (Qalby Shagir)-1428 - 2007
  5. Memories (Thekrayat)-1429 - 2008
  6. Anaqeed 1 - 1430 - 2009
  7. Anaqeed 2 - 1431 - 2010
  8. Daughters of Wind (Banaat Ar-Riih) - 1432 - 2011
  9. Hearts Be Merciful - (Tarahamy Ya Quluub) 1433 - 2012

Fatih Seferagic (Penghafal Al-Quran tampan asal Amerika)

Fatih Seferagic, Si Tampan yang Hafidz Qur’an dan Bersuara Indah


Siapa coba yang tidak kenal dengan Hafizh Al-Quran bersuara merdu yang berasal dari Amerika yaitu Fatih  Seferagic. Pemuda yang berusia 17 tahun sudah banyak membuat dunia islam gempar akan kefasihannya dalam membaca Al-Quran. Hayo para orangtua siapa yang pengin punya anak seperti ini?

Dialah pemuda itu. Hafiz Qur’an, bersuara indah dan tampan pula. Masyaallah.. Tinggal dan menetap di Amerika Serikat bukan menjadi alasan baginya untuk tidak menghafal AL-Qur’an. Akhi berkebangsaan  Bosnia ini lahir di Stuttgart, Jerman dan sekarang tinggal di Texas, AS. Pada umur 4 tahun ia pindah ke AS, tinggal di Arizona selama 3-4 tahun sebelum menetap di Baltimore, Maryland selama 7 tahun dimana ia memulai dan menuntaskan hafalan Al-Qurannya.
Sejatinya ia baru memulai menghafal Al-Qur’an pada usia 9 tahun dan menuntaskan hafalannya dalam 3 tahun, alias menjadi hafiz pada usia 12 tahun (catat! 12 tahun!). Ia melatih hafalannya itu di bawah bimbingan Syekh Qari Zahid dan Qari Abid.  Sekarang sambil sekolah, ia juga mengajar Al Qur’an dan menjadi ketua remaja mesjid Shaykh Yasir Birjas di Dallas, Texas.
Sungguh jarang ada pemuda yang seperti Fatih ini lohh. Negara adikuasa sepeti Amerika saja ada pemuda seperti ini. Padahal itu negara yang minoritas islam. Bagaimana dengan Indonesia yang islam menjadi agama mayoritas. malu apa engga tuhhh?