Sabtu, 30 April 2016

Keutamaan Tasbih, Tahmid, dan Takbir

Nabi Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: Barangsiapa yang membaca: “Maha Suci Allah dan aku memujiNya” dalam sehari seratus kali, maka kesalahannya dihapus sekalipun seperti buih air laut.” [1]
وَقَالَ : مَنْ قَالَ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، عَشْرَ مِرَارٍ، كَانَ كَمَنْ أَعْتَقَ أَرْبَعَةَ أَنْفُسٍ مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيْلَ.
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang membaca: Laailaaha illallaah wahdahu laa syariika lahu lahulmulku walahulhamdu wahuwa ‘alaa kulli syaiin qadiir, sepuluh kali, maka dia seperti orang yang memerdekakan empat orang dari keturunan Ismail.” [2]
وَقَالَ : كَلِمَتَانِ خَفِيْفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ثَقِيْلَتَانِ فِي الْمِيْزَانِ حَبِيْبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَـانِ: سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ.
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Dua kalimat yang ringan di lidah, pahalanya berat di timbangan (hari Kiamat) dan disenangi oleh Tuhan Yang Maha Pengasih, adalah: Subhaanallaah wabi-hamdih, subhaanallaahil ‘azhiim.” [3]
وَقَالَ : لأَنْ أَقُوْلَ سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ.
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Sungguh, apabila aku membaca: ‘Subhaanallah walhamdulillaah walaa ilaaha illallaah wallaahu akbar’. Adalah lebih senang bagiku dari apa yang disinari oleh matahari terbit.” [4]
وَقَالَ : ((أَيَعْجِزُ أَحَدُكُمْ أَنْ يَكْسِبَ كُلَّ يَوْمٍ أَلْفَ حَسَنَةٍ)) فَسَأَلَهُ سَائِلٌ مِنْ جُلَسَائِهِ، كَيْفَ يَكْسِبُ أَحَدُنَا أَلْفَ حَسَنَةٍ؟ قَالَ: ((يُسَبِّحُ مِائَةَ تَسْبِيْحَةٍ، فَيُكْتَبُ لَهُ أَلْفُ حَسَنَةٍ أَوْ يُحَطُّ عَنْهُ أَلْفُ خَطِيْئَةٍ))
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Apakah seseorang di antara kamu tidak mampu mendapatkan seribu kebaikan tiap hari?” Salah seorang di antara yang duduk bertanya: “Bagaimana di antara kita bisa memperoleh seribu kebaikan (dalam sehari)?” Rasul bersabda: “Hendaklah dia membaca seratus tasbih, maka ditulis seribu kebaikan baginya atau seribu kejelekannya dihapus.” [5]
مَنْ قَالَ: سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ، غُرِسَتْ لَهُ نَخْلَةٌ فِي الْجَنَّةِ.
“Barangsiapa yang membaca: Subhaanallaahi ‘azhiim wabihamdih, maka ditanam untuknya sebatang pohon kurma di Surga.” [6]
وَقَالَ : ((يَا عَبْدَ اللهِ بْنَ قَيْسٍ أَلاَ أَدُلُّكَ عَلَى كَنْزٍ مِنْ كُنُوْزِ الْجَنَّةِ؟)) فَقُلْتُ: بَلَى يَا رَسُوْلَ اللهِ، قَالَ: ((قُلْ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ))
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Wahai Abdullah bin Qais! Maukah kamu aku tunjukkan perbendaharaan Surga?” “Aku berkata: “Aku mau, wahai Rasulullah!” Rasul berkata: “Bacalah: Laa haula walaa quwwata illaa billaah.” [7]
وَقَالَ : أَحَبُّ الْكَلاَمِ إِلَى اللهِ أَرْبَعٌ: سُبْحَانَ اللهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، وَلاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، لاَ يَضُرُّكَ بِأَيِّهِنَّ بَدَأْتَ.
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Perkataan yang paling disenangi oleh Allah adalah empat: Subhaanallaah, Alhamdulillaah, Laa ilaaha illallaah dan Allaahu akbar. Tidak mengapa bagimu untuk memulai yang mana di antara kalimat tersebut.” [8]
جَاءَ أَعْرَابِيٌّ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ فَقَالَ: عَلِّمْنِيْ كَلاَمًا أَقُوْلُهُ. قَالَ: قُلْ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا، سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ الْعَزِيْزِ الْحَكِيْمِ)) قَالَ فَهَؤُلاَءِ لِرَبِّيْ فَمَا لِيْ؟ قَالَ: قُلْ، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَارْزُقْنِيْ.
Seorang Arab Badui datang kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam, lalu berkata: ‘Ajari aku dzikir untuk aku baca!’ Rasul Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: ‘Katakanlah: Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya. Allah Maha Besar. Segala puji bagi Allah yang banyak. Maha Suci Allah, Tuhan sekalian alam dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Bijaksana.’ Orang Badui itu berkata: ‘Kalimat itu untuk Tuhanku, mana yang untukku?’ Rasul bersabda: ‘Katakanlah: Ya Allah! Ampunilah aku, belas kasihanilah aku, berilah petunjuk kepadaku dan berilah rezeki kepadaku.” [9]
كَانَ الرَّجُلُ إِذَا أَسْلَمَ عَلَّمَهُ النَّبِيُّ الصَّلاَةَ ثُمَّ أَمَرَهُ أَنْ يَدْعُوَ بِهَؤُلاَءِ الْكَلِمَاتِ: اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَعَافِنِيْ وَارْزُقْنِيْ.
Seorang laki-laki apabila masuk Islam, Nabi Shallallahu’alaihi wasallam mengajarinya shalat, kemudian beliau memerintahkan agar berdoa dengan kalimat ini: ‘Ya Allah, ampunilah aku, belas kasihanilah aku, berilah petunjuk kepadaku, melindungi (dari apa yang tidak kuinginkan) dan berilah rezeki kepadaku.” [10]
إِنَّ أَفْضَلَ الدُّعَاءِ الْحَمْدُ لِلَّهِ، وَأَفْضَلَ الذِّكْرِ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ.
Sesungguhnya doa yang terbaik adalah membaca: Alhamdulillaah. Sedang dzikir yang terbaik adalah: Laa Ilaaha Illallaah.” [11]
الْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ: سُبْحَانَ اللهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، وَلاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ.
Kalimat-kalimat yang baik adalah: “Subhaanallaah, walhamdulillaah, wa laa ilaaha illallaah, wallaahu akbar, walaa haula walaa quwwata illaa billaah.” [12]
Sumber: Kitab Hisnul Muslim (Kumpulan Do’a dan Dzikir Dari Al Qur’an dan As Sunnah)
Catatan Kaki:
———————————
[1] HR. Al-Bukhari 7/168, Muslim 4/2071.
[2] HR. Al-Bukhari 7/167, Muslim dengan lafazh yang sama 4/2071.
[3] HR. Al-Bukhari 7/168, Muslim 4/2072.
[4] HR. Muslim 4/2072.
[5] HR. Muslim 4/2073.
[6] HR. At-Tirmidzi 5/511, Al-Hakim 1/501. Menurut pendapatnya, hadits tersebut shahih. Imam Adz-Dzahabi menyetujuinya. Lihat pula Shahihul Jami’ 5/531 dan Shahih At-Tirmidzi 3/160.
[7] HR. Al-Bukhari dengan Fathul Bari 11/213 dan Muslim 4/2076.
[8] HR. Muslim 3/1685.
[9] HR. Muslim 4/2072. Abu Dawud menambah: Ketika orang Arab Badui berpaling, Nabi n bersabda: “Sungguh dia telah memenuhi kebaikan pada kedua tangannya”. 1/220.
[10] HR. Muslim 4/2073, menurut riwayatnya ada ke terangan: Sesungguhnya kalimat-kalimat tersebut akan mencukupi dunia dan akhiratmu.
[11] HR. At-Tirmidzi 5/462, Ibnu Majah 2/1249, Al-Hakim 1/503. Menurut Al- Hakim, hadits tersebut adalah shahih. Imam Adz-Dzahabi menyetujuinya, Lihat pula Shahihul Jami’ 1/362.
[12] HR. Ahmad no. 513 menurut penertiban Ahmad Syakir, sanadnya shahih, lihat Majma’uz Zawa’id 1/297, Ibnu Hajar mencantumkannya di Bulughul Maram dari riwayat Abu Sa’id kepada An-Nasa’i. Ibnu Hajar berkata: “Hadits tersebut adalah shahih menurut pendapat Ibnu Hibban dan Al-Hakim.

Rabu, 20 April 2016

Hikmah orang sabar menurut islam

Pengertian Sabar

Sabar secara bahasa atau etimologis berasal dari Bahasa Arab, yaitu shabr yang berarti menahan diri, mengendalikan diri. Sedangkan secara istilah atau terminologis sabar ialah sikap menahan atau mengendalikan diri terhadap suatu kejadian tanpa dikuasai oleh hawa nafsu sebagai wujud beriman kepada Allah Swt.

Sabar merupakan sikap yang terpuji karena berkaitan dengan keimanan seseorang, terutama dalam menjalankan perintah agama Islam. Sabar juga termasuk perisai atau penolong seorang mukmin karena tidak setiap orang mampu berbuat sabar terhadap suatu cobaan atau ujian tertentu.

Banyak pemikiran bahwa sabar hanya cukup berdiam saja atau pasrah terhadap suatu hal dengan anggapan Allah akan memberikan yang terbaik.  Tidak cukup dengan itu, apabila seseorang bersabar secara mental, namun dalam hatinya ada keinginan untuk membalas suatu perbuatan yang dilarang maka bukan termasuk dalam kategori sabar. Tetapi lebih kepada perasaan dendam.


Sebagaimana telah diberitahukan dalam firman Allah surat Al-Baqarah ayat 153 yang artinya: ”Wahai orang-orang nan beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sungguh, Allah beserta orang-orang nan sabar”.
Dari ayat tersebut, dapat diambil pelajaran bahwa Allah akan menolong hamba-Nya nan mau bersabar dan shalat, dan menjalankan perintah-perintah Allah. 

Kesabaran ialah sifat nan harus dipupuk secara terus menerus dan harus mengalami berbagai ujian serta cobaan. Tujuannya, agar sifat sabar memperoleh keutamaannya. Karena, sabar itu sendiri memerlukan sikap ikhlas atau rida terhadap ketentuan Allah.
Dengan dibarengi sikap ikhlas dan rida, maka kesabaran akan banyak mendatangkan berbagai hikmah nan agung. Hikmah-hikmah itu dapat dirasakan secara konkret di global ini, ada juga nan baru dirasakan di akhirat kelak.


Hikmah Sabar

1. Hikmah sabar bagi pribadi
Dalam berinteraksi dengan sesama, kita dihadapkan dengan banyak sekali karakter orang nan berbeda-beda. Di antara mereka, tentunya ada nan memiliki karakter keras, temperamental, pemarah, dan lain-lain.
Dalam berteman dengan orang-orang nan memiliki karakter seperti itu, ajaran Islam memerintahkan buat berlaku sabar. Karena dengan kesabaran itulah, kita dapat menghindari adanya percekcokan, perkelahian, dan kemungkaran-kemungkaran lainnya nan dapat terjadi.
Banyak kejadian kerusuhan, tawuran pelajar, perang antarwarga nan dipicu oleh masalah sepele. Misalnya saja sebab tak terima, tak dapat bersabar, ketika diejek temannya atau hal lainnya.
Dengan sifat sabar nan dimiliki, maka teman kita atau orang-orang di sekitar kita akan senang. Akhirnya, kita dapat berteman secara luas tanpa harus takut dimusuhi orang lain.

2. Hikmah Sabar dalam Keluarga
Sebuah keluarga nan serasi atau keluarga sakinah tentu saja merupakan dambaan setiap pasangan suami-istri. Keluarga nan sakinah juga harus dibangun dengan penuh kesabaran. Tanpa kesabaran, rasanya mustahil sebuah keluarga sakinah dapat terwujud.
Di masyarakat kita dapat dijumpai sangat banyak keluarga nan hancur, sebab kedua pasangan suami-istri tak mampu bersabar. Misalnya saja tak mampu bersabar dengan kehidupan perekonomiannya atau tak mampu bersabar dengan kondisi fisik pasangannya.
Bahkan sampai pernah ada kasus, sebab tak bersabar dengan kondisi ekonomi keluarganya, sang ibu tega membunuh anak-anaknya dengan racun, lantas si ibu sendiri melakukan bunuh diri.
Sebuah keluarga nan dipenuhi kesabaran, akan menciptakan rasa penuh afeksi di antara anggota keluarganya. Dan, dengan adanya afeksi inilah, maka keluarga sakinah akan dapat terbangun dengan baik. Itulah salah satu hikmah kesabaran.

3. Hikmah Sabar bagi Masyarakat
Di zaman sekarang ini, banyak sekali tantangan, ujian dan cobaanya. Hal itu menuntut seorang muslim buat selalu monoton bersabar. Bersabar di sini, bukan berarti hanya diam melihat fenomena di masyarakat. Namun sabar ialah bergerak. Bergerak dalam rangka amar makruf nahi munkar.
Sebagaimana perintah Allah dalam Alqur’an surat al-‘Asr ayat 1-3: “Demi masa. Sungguh, manusia dalam kerugian. Kecuali orang-orang nan beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati buat kebenaran dan saling menasihati buat kesabaran”.
Dari ayat tersebut, dapat diambil pemahaman bahwa suatu masyakat akan mengalami kerusakan, apabila masyarakatnya tak saling menasihati buat penegakan anggaran di masyarakat.
Dari keterangan tersebut, maka salah satu hikmah kesabaran nan besar khasiatnya ialah dapat mewujudkan kehidupan nan tenteram di tengah-tengah masyarakat.



Hikmah Sabar dalam Islam
Agama Islam nan diturunkan oleh Allah melalui rasul-Nya, Muhammad Saw., memuat banyak ajaran nan sangat agung. Sabar termasuk ajaran Islam nan harus dimiliki oleh setiap mukmin.
Setelah diterangkan hikmah-hikmah sabar bagi sesama manusia, kemudian hikmah lainnya ialah dalam rangka kita menjalankan perintah agama. Hikmah-himah itu antara lain sebagai berikut.
1. Hikmah Sabar Terhadap Ujian atau Cobaan
Dalam menghadapi cobaan atau ujian dari Allah, kita diperintahkan buat bersabar dan rida. Dengan bekal keridaan itu, maka kita dapat mengharapkan pertolongan dari Allah.
Dengan bersabar, kita juga akan mendapat balasan pahala dari Allah. Dan, ujian Allah kepada hamba-Nya, niscaya akan membawa kebaikan apabila mampu diterima dengan kesabaran.
Kesabaran dalam menghadapi cobaan, juga dapat menunjukkan kadar keimanan seseorang. Dengan keimanannya, maka Allah akan menurunkan pertolongannya buat membantu menyelesaikan musibah atau cobaan nan sedang dihadapi.
Hal ini sinkron janji Allah nan tercantum dalam Alqur’an: ”Wahai orang-orang nan beriman! Mohonlah pertolongan Allah dengan sabar dan sholat. Sungguh Allah beserta orang-orang nan sabar” (Al-Baqarah ayat 153).
Sungguh besar hikmahnya apa nan implisit dalam ayat tersebut. Salah satu hikmah nan dapat diambil ialah Allah akan menolong dan akan mengabulkan do’a hamba-Nya nan mampu bersabar. Di saat mendapat ujian atau cobaan, Allah akan menolong apabila kita memohon dengan rida dan sabar.

2. Hikmah Sabar dalam Bertakwa kepada Allah
Takwa kepada Allah ialah menjalankan perintah dan menjauhi segala embargo Allah. Taat terhadap perintah Allah juga harus dilakukan dengan kesabaran. Demikian juga dalam ketaatan menjauhi embargo Allah, juga harus dengan kesabaran.
Untuk menggambarkan hal itu, seperti difirmankan oleh Allah dalam surat as-Shad ayat 44: “Kami dapati dia (Ayyub) seorang nan sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sungguh, dia sangat taat (kepada Allah)”.
Dari ayat tersebut, dapat diambil pelajaran bahwa sabar merupakan karakter para nabi. Para nabi ialah hamba-hamba Allah nan agung, para pakar surga. Jadi, sifat sabar termasuk sifatnya para pakar surga.
Sungguh besar keutamaan atau hikmah sabar dalam Islam sebab sifat sabar merupakan sifatnya pakar surga. Dan, sinkron janji-Nya, Allah akan selalu bersama-sama orang nan sabar.