Nabi Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: Barangsiapa yang membaca:
“Maha Suci Allah dan aku memujiNya” dalam sehari seratus kali, maka
kesalahannya dihapus sekalipun seperti buih air laut.” [1]
وَقَالَ : مَنْ قَالَ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ
لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ
قَدِيْرٌ، عَشْرَ مِرَارٍ، كَانَ كَمَنْ أَعْتَقَ أَرْبَعَةَ أَنْفُسٍ مِنْ
وَلَدِ إِسْمَاعِيْلَ.
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang
membaca: Laailaaha illallaah wahdahu laa syariika lahu lahulmulku
walahulhamdu wahuwa ‘alaa kulli syaiin qadiir, sepuluh kali, maka dia
seperti orang yang memerdekakan empat orang dari keturunan Ismail.” [2]
وَقَالَ : كَلِمَتَانِ خَفِيْفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ثَقِيْلَتَانِ
فِي الْمِيْزَانِ حَبِيْبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَـانِ: سُبْحَانَ اللهِ
وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ.
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Dua kalimat yang
ringan di lidah, pahalanya berat di timbangan (hari Kiamat) dan
disenangi oleh Tuhan Yang Maha Pengasih, adalah: Subhaanallaah
wabi-hamdih, subhaanallaahil ‘azhiim.” [3]
وَقَالَ : لأَنْ أَقُوْلَ سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ
إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا طَلَعَتْ
عَلَيْهِ الشَّمْسُ.
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Sungguh, apabila
aku membaca: ‘Subhaanallah walhamdulillaah walaa ilaaha illallaah
wallaahu akbar’. Adalah lebih senang bagiku dari apa yang disinari oleh
matahari terbit.” [4]
وَقَالَ : ((أَيَعْجِزُ أَحَدُكُمْ أَنْ يَكْسِبَ كُلَّ يَوْمٍ أَلْفَ
حَسَنَةٍ)) فَسَأَلَهُ سَائِلٌ مِنْ جُلَسَائِهِ، كَيْفَ يَكْسِبُ
أَحَدُنَا أَلْفَ حَسَنَةٍ؟ قَالَ: ((يُسَبِّحُ مِائَةَ تَسْبِيْحَةٍ،
فَيُكْتَبُ لَهُ أَلْفُ حَسَنَةٍ أَوْ يُحَطُّ عَنْهُ أَلْفُ خَطِيْئَةٍ))
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Apakah seseorang di
antara kamu tidak mampu mendapatkan seribu kebaikan tiap hari?” Salah
seorang di antara yang duduk bertanya: “Bagaimana di antara kita bisa
memperoleh seribu kebaikan (dalam sehari)?” Rasul bersabda: “Hendaklah
dia membaca seratus tasbih, maka ditulis seribu kebaikan baginya atau
seribu kejelekannya dihapus.” [5]
مَنْ قَالَ: سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ، غُرِسَتْ لَهُ نَخْلَةٌ فِي الْجَنَّةِ.
“Barangsiapa yang membaca: Subhaanallaahi ‘azhiim wabihamdih, maka ditanam untuknya sebatang pohon kurma di Surga.” [6]
وَقَالَ : ((يَا عَبْدَ اللهِ بْنَ قَيْسٍ أَلاَ أَدُلُّكَ عَلَى كَنْزٍ
مِنْ كُنُوْزِ الْجَنَّةِ؟)) فَقُلْتُ: بَلَى يَا رَسُوْلَ اللهِ، قَالَ:
((قُلْ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ))
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Wahai Abdullah bin
Qais! Maukah kamu aku tunjukkan perbendaharaan Surga?” “Aku berkata:
“Aku mau, wahai Rasulullah!” Rasul berkata: “Bacalah: Laa haula walaa
quwwata illaa billaah.” [7]
وَقَالَ : أَحَبُّ الْكَلاَمِ إِلَى اللهِ أَرْبَعٌ: سُبْحَانَ اللهِ،
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، وَلاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، لاَ
يَضُرُّكَ بِأَيِّهِنَّ بَدَأْتَ.
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Perkataan yang
paling disenangi oleh Allah adalah empat: Subhaanallaah, Alhamdulillaah,
Laa ilaaha illallaah dan Allaahu akbar. Tidak mengapa bagimu untuk
memulai yang mana di antara kalimat tersebut.” [8]
جَاءَ أَعْرَابِيٌّ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ فَقَالَ: عَلِّمْنِيْ كَلاَمًا
أَقُوْلُهُ. قَالَ: قُلْ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ
لَهُ، اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا،
سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ
بِاللهِ الْعَزِيْزِ الْحَكِيْمِ)) قَالَ فَهَؤُلاَءِ لِرَبِّيْ فَمَا
لِيْ؟ قَالَ: قُلْ، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَاهْدِنِيْ
وَارْزُقْنِيْ.
Seorang Arab Badui datang kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi
wasallam, lalu berkata: ‘Ajari aku dzikir untuk aku baca!’ Rasul
Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: ‘Katakanlah: Tidak ada Tuhan yang
berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya. Allah
Maha Besar. Segala puji bagi Allah yang banyak. Maha Suci Allah, Tuhan
sekalian alam dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang
Maha Mulia lagi Maha Bijaksana.’ Orang Badui itu berkata: ‘Kalimat itu
untuk Tuhanku, mana yang untukku?’ Rasul bersabda: ‘Katakanlah: Ya
Allah! Ampunilah aku, belas kasihanilah aku, berilah petunjuk kepadaku
dan berilah rezeki kepadaku.” [9]
كَانَ الرَّجُلُ إِذَا أَسْلَمَ عَلَّمَهُ النَّبِيُّ الصَّلاَةَ ثُمَّ
أَمَرَهُ أَنْ يَدْعُوَ بِهَؤُلاَءِ الْكَلِمَاتِ: اَللَّهُمَّ اغْفِرْ
لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَعَافِنِيْ وَارْزُقْنِيْ.
Seorang laki-laki apabila masuk Islam, Nabi Shallallahu’alaihi
wasallam mengajarinya shalat, kemudian beliau memerintahkan agar berdoa
dengan kalimat ini: ‘Ya Allah, ampunilah aku, belas kasihanilah aku,
berilah petunjuk kepadaku, melindungi (dari apa yang tidak kuinginkan)
dan berilah rezeki kepadaku.” [10]
إِنَّ أَفْضَلَ الدُّعَاءِ الْحَمْدُ لِلَّهِ، وَأَفْضَلَ الذِّكْرِ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ.
Sesungguhnya doa yang terbaik adalah membaca: Alhamdulillaah. Sedang dzikir yang terbaik adalah: Laa Ilaaha Illallaah.” [11]
الْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ: سُبْحَانَ اللهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ،
وَلاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ
إِلاَّ بِاللهِ.
Kalimat-kalimat yang baik adalah: “Subhaanallaah, walhamdulillaah, wa
laa ilaaha illallaah, wallaahu akbar, walaa haula walaa quwwata illaa
billaah.” [12]
Sumber: Kitab Hisnul Muslim (Kumpulan Do’a dan Dzikir Dari Al Qur’an dan As Sunnah)
Catatan Kaki:
———————————
[1] HR. Al-Bukhari 7/168, Muslim 4/2071.
[2] HR. Al-Bukhari 7/167, Muslim dengan lafazh yang sama 4/2071.
[3] HR. Al-Bukhari 7/168, Muslim 4/2072.
[4] HR. Muslim 4/2072.
[5] HR. Muslim 4/2073.
[6] HR. At-Tirmidzi 5/511, Al-Hakim 1/501. Menurut pendapatnya, hadits
tersebut shahih. Imam Adz-Dzahabi menyetujuinya. Lihat pula Shahihul
Jami’ 5/531 dan Shahih At-Tirmidzi 3/160.
[7] HR. Al-Bukhari dengan Fathul Bari 11/213 dan Muslim 4/2076.
[8] HR. Muslim 3/1685.
[9] HR. Muslim 4/2072. Abu Dawud menambah: Ketika orang Arab Badui
berpaling, Nabi n bersabda: “Sungguh dia telah memenuhi kebaikan pada
kedua tangannya”. 1/220.
[10] HR. Muslim 4/2073, menurut riwayatnya ada ke terangan: Sesungguhnya
kalimat-kalimat tersebut akan mencukupi dunia dan akhiratmu.
[11] HR. At-Tirmidzi 5/462, Ibnu Majah 2/1249, Al-Hakim 1/503. Menurut
Al- Hakim, hadits tersebut adalah shahih. Imam Adz-Dzahabi
menyetujuinya, Lihat pula Shahihul Jami’ 1/362.
[12] HR. Ahmad no. 513 menurut penertiban Ahmad Syakir, sanadnya shahih,
lihat Majma’uz Zawa’id 1/297, Ibnu Hajar mencantumkannya di Bulughul
Maram dari riwayat Abu Sa’id kepada An-Nasa’i. Ibnu Hajar berkata:
“Hadits tersebut adalah shahih menurut pendapat Ibnu Hibban dan
Al-Hakim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar